Kamis, 03 Januari 2019

Model SDLC yang sering dipakai


SDLC

SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi  yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana(planning),analisis (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa perangkat lunak angsyat Ä, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan, yakni: siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), siklus hidup menggunakan prototyping (life cycle using prototyping), dan siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented system life cycle).


Sdlc beserta contoh untuk masing-masing tahapan



SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak ,yang terdiri dari tahap-tahap :
·         Rencana (planning)
·         Analisis (analysis)
·         Desain (design)
·         Implementasi (implementation),
·         Uji coba (testing)
·         Pengelolaaan (maintenance)


SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. Langkah yang digunakan meliputi :


1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi

2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
6. Merancang sistem informasi baru
7. Membangun sistem informasi baru
8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan.

System Development Lyfe Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem melalui beberapa langkah. Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize.

Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda.

Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Langkah tersebut adalah
Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang berjalan
Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi
Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi dengan menulis program yang diperlukan pengujian sistem,yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat implementasi dan pemeliharaan sistem,yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang telah dibuat.

 Siklus SDLC dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah keenam. Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert user, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya.

           Kaji ulang yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan pengujian di langkah kelima bersifat quality assurance. Quality control dilakukan oleh personal internal tim untuk membangun kualitas, sedangkan quality assurance dilakukan oleh orang di luar tim untuk menguji kualitas sistem. Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsisistem.


Saat ini ada beberapa model yang berkembang terkait dengan System Development Life Cycle (SDLC). Namun terdapat beberapa model yang populer dalam dunia pengembangan perangkat lunak.


1.Waterfall 

Model ini menggunakan pendekatan secara sistematis dan sekuensial yang mulai pada tingkat requirment sampai tingkat maintenance.

Kelebihan

  1. Proses menjadi teratur
  2. Jadwal menjadi lebih menentu
  3. Proses mudah dipahami dan jelas
  4. Mudah dalam pengelolaan proyek
  5. Kondisi requirment jelas.

Kelemahan

  1. Sifatnya kaku, karena tidak mudah tanggap dalam menanggapi segala perubahan.
  2. Membutuhkan daftar kebutuhan yang lengkap diawal
  3. Proses pengembangan relative lama, dikarenakan tahap selanjutnya bisa dilakukan jika tahap sebelumnya selesai dikerjakan.


           2. Prototype 
Model prototype merupakan model pengembangan software yang mengijinkan pengguna/user memiliki gambaran awal tentang program yang akan dikembangkan serta melakukan pengujian awal.

Kelebihan

  1. Fleksibel
  2. Bersifat aktif, sehingga user dapat melihat, merasakan, dan mengalami proses pengembangan.
  3. Perbaikan kesalahan relative cepat.

Kelemahan

  1. Mengurangi kreatifitas perancangan
  2. Cakupan pengembangannya sistem dapat lebih luas.

 3.  Rapid Application Development (RAD)
Model pengembangan yang menggunakan pendekatan orientasi komponen terhadap pengembangan perangkat lunak. Model ini bertujuan mempersingkat waktu yang biasanya diperlukan dalam siklus hidup pengembangan konvensional.

Kelebihan

  1. Pengembangan yang cepat
  2. Adanya prototype
  3. Pengurangan penulisan kode yang kompleks, dikarenakan reuse code yang sudah ada.

Kelemahan

  1. Tidak relevan untuk proyek skala besar
  2. memerlukan komitmen yang kuat antara pengembang dengan konsumer
  3. membutuhkan sumber daya yang besar untuk proyek skala besar.

4. Spirall

Model Spirall merupakan model pengembangan perangkat lunak yang evolusioner yang memadukan sifat iteratif model protype dan aspek sisematis dari mode sekuensial. Version Release meningkat setiap iterasi terjadi

Kelebihan

1. Cocok untuk proyek skala besar
2. Manajemen kesalahan baik
3. Menggunakan prototype sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan didalam evolusi produk.

Kelemahan

1. Waktu pengembangan cukup lama
2. Dibutuhkan ahli dalam penanganan resiko
3. Kesulitan dalam meyakinkan konsumen



5. Agile


Model Agile merupakan model pengembangan jangka pendek yang memerlukan adaptasi cepat dan pengembangan terhadap perubahan dalam bentuk apapun. Dalam agile terdapat beberapa poin penting diantaranya sebagai berikut :

1.      Interaksi antar personal lebih penting daripada proses dan alat.
2.      Software yang berfungsi lebih penting daripada dokumentasi yang lengkap
3.      Kolaborasi dengan klien lebih penting daripada negoisasi kontrak.
4.      Sikap tanggap lebih penting daripada mengikuti rencana/plan.

Kelebihan

  1. Functional dapat dibuat dengan cepat dan dilakukan testing
  2. Perubahan dengan cepat ditangani

Kelemahan

  1. Analisis, desain, dan pengembangan sulit diprediksi
  2. Dapat memunculkan permasalahan dari arsitektur maupun desain

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar