Materi-materi yang harus
dikuasai untuk membuat perancangan sistem yaitu :
1.
Erd
2.
Database
3.
DFD
4.
UML
PERANCANGAN SISTEM
BERORIENTASI OBJEK DENGAN UML
(UNIFIED MODELLING LANGUAGE)
Definisi UML
Unified Modeling Language merupakan
salah satu alat bantu yang dapat digunakan dalam bahasa pemograman yang
berorientasi objek, saat ini UML akan mulai menjadi standar masa depan bagi
industri pengembangan sistem/perangkat lunak yang berorientasi objek sebab pada
dasarnya UML digunakan oleh banyak perusahaan raksasa seperti IBM, Microsoft,
dan sebagainya.
- Unified Modeling Language merupakan metode pengembangan
perangkat lunak (sistem informasi) dengan menggunakan metode grafis serta
merupakan bahasa untuk visualisasi, spesifikasi, konstruksi serta
dokumentasi.
- Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa yang telah menjadi
standard untuk visualisasi, menetapkan, membangun dan mendokumentasikan
arti suatu sistem perangkat lunak.
- Unified Modeling Language (UML) dapat didefinisikan sebagai sebuah
bahasa yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi,
merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak.
- Unified Modeling Language (UML) merupakan standard modeling language
yang terdiri dari kumpulan-kumpulan diagram, dikembangkan untuk membantu
para pengembang sistem dan software agar bisa menyelesaikan
tugas-tugas seperti.
A. Spesifikasi
B. Visualisasi
C. Desain arsitektur
D. Konstruksi
E. Simulasi dan testing
F. Dokumentasi
Berdasarkan
beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Unified
Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau
gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan
pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis Objek
(OOP) (Object
Oriented programming)”.
1.
Tujuan Penggunaan UML
- Memberikan bahasa pemodelan yang bebas
dari berbagai bahas pemrograman dan proses rekayasa.
- Menyatukan praktek-praktek terbaik
yang terdapat dalam pemodelan.
- Memberikan model yang siap pakai,
bahsa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan dan saling
menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
- UML bisa juga berfungsi sebagai sebuah
(blue print) cetak biru karena sangat lengkap dan detail. Dengan cetak
biru ini maka akan bias diketahui informasi secara detail tentang coding
program atau bahkan membaca program dan menginterpretasikan kembali ke
dalam bentuk diagram (reserve enginering).
2. Sejarah
Singkat UML
Pada Oktober 1994, Dr. James Rumbaugh
bergabung dengan Perusahaan Rational sotware, dimana Grady Booch sudah bekerja
disana sebelumnya. Grady Booch mengembangkan Object Oriented Design (OOD) dan
Dr. James Rumbaugh mengembangkan Object Modeling Technique (OMT).Duet Mereka
pada Oktober 1995 menghasilkan Unified Method versi 0.8. Musim gugur 1995 Dr.
Ivar Jacobson ikut pula bergabung dengan duet Rumbaugh-Booch, dengan
memperkenalkan tool use case. Trio tersebut pada bulan Juni 1996 menghasilkan
Unified Modeling Language (UML) versi 0.9.Sebelumnya Dr. Ivar Jacobson
mengembangkan Object Oriented Software Engineering (OOSE). Trio ini
mengembangkan Ratinal Unified Process (RUP) Banyak perusahaan software merasakan
bagaimana pentingnya UML dalam tujuan strategis mereka, sehingga beberapa
perusahaan membentuk sebuah konsorsium yang terdiri dari perusahaan-perusahaan
seperti :
1. Microsoft
2. Oracle
3. IBM
4. Hewlett-Packard
5. Intellicorp
6. I-Logix
7. DEC, Digital Equipment Corp
8. Texas instrument
Dari konsorsium tersebut pada bulan Januari 1997
lahirlah UML versi 1.0
Pada bulan September 1997 lahirlah UML versi 1.1,
dengan 8 buah diagram, yaitu :
1.
Use case diagram , Use
case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah
sistem.Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan
“bagaimana”. Menggambarkan kebutuhan sistem dari sudut pandang user.
Mengfokuskan pada proses komputerisasi (automated processes). Menggambarkan hubungan antara use case dan actor. Use case menggambarkan proses system (kebutuhan system dari sudut pandang user).
Mengfokuskan pada proses komputerisasi (automated processes). Menggambarkan hubungan antara use case dan actor. Use case menggambarkan proses system (kebutuhan system dari sudut pandang user).
2. Activity
diagram , Activity diagram memodelkan workflow proses bisnis dan urutan
aktivitas dalam sebuah proses. Diagram ini sangat mirip dengan flowchart karena
memodelkan workflow dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya atau dari
aktivitas ke status. Menguntungkan untuk membuat activity diagram pada awal
pemodelan proses untuk membantu memahami keseluruhan proses. Activity diagram
juga bermanfaat untuk menggambarkan parallel behaviour atau menggambarkan
interaksi antara beberapa use case.
Definisi activity diagram :
·
Menggambarkan
proses bisnis dan urutan aktivitas dalam sebuah proses.
·
Dipakai
pada business modeling untuk memperlihatkan urutan aktifitas proses bisnis
·
Struktur
diagram ini mirip flowchart atau Data Flow Diagram pada perancangan
terstruktur
·
Sangat
bermanfaat apabila kita membuat diagram ini terlebih dahulu dalam memodelkan
sebuah proses untuk membantu memahami proses secara keseluruhan
·
Activity
diagram dibuat berdasarkan sebuah atau beberapa use case pada use case diagram
.
3.
Sequence
diagram , Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam
dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa
message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi
vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence
diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian
langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk
menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas
tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output
apa yang dihasilkan. Masing-masing objek, termasuk aktor, memiliki lifeline
vertikal. Message digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek
lainnya. Pada fase desain berikutnya, message akan dipetakan menjadi
operasi/metoda dari class. Activation bar menunjukkan lamanya eksekusi sebuah
proses, biasanya diawali dengan diterimanya sebuah message.
4.
Collaboration
diagram
5.
Class
diagram
6.
Statechart
diagram
7.
Component
diagram
8.
Deployment
diagram
Pada bulan November 1997 sebuah organisasi non profit
standarisasi Object Management Group (OMG) mengakui UML sebagai sebuah bahasa
pemodelan standar untuk aplikasi object oriented.
OMG didirikan pada bulan April 1989 oleh sebelas perusahaan software, dengan kantor pusat di Needham, MA, USA. (www.omg.org) Pada tahun 1999 lahirlah UML versi 1.3, menjadi 9 buah diagram, dengan penambahan :
·
Business use
case Diagram.
Pada May 2001 lahirlah UML versi 1.4,
menjadi 10 buah diagram.
·
Object
Diagram
Pada
tahun 2002 lahirlah UML versi 2.0, menjadi 13 buah diagram, dengan penambahan
dan penggantian yaitu :
1. Use Case Diagram
2. Activity Diagram
3. Sequence Diagram
4. Communication Diagram
(Collaboration diagram in versi 1.x)
5. Class Diagram
6. State Machine Diagram (Statechart
diagram in versi 1.x)
7. Component Diagram
8. Deployment Diagram
9. Composite Structure Diagram
10. Interaction
Overview Diagram
11. Object
Diagram
12. Package
Diagram
13. Timing
Diagram
Unified Modeling Language merupakan salah satu
alat bantu yang dapat digunakan dalam bahasa Pemograman yang
berorientasi objek, saat ini UML akan mulai menjadi standar masa depan bagi
industri pengembangan sistem/perangkat lunak yang berorientasi objek sebab pada
dasarnya UML digunakan oleh banyak perusahaan raksasa seperti IBM, Microsoft,
dan sebagainya.
3.
Bagian-bagian UML
Bagian-bagian utama dari UML
adalah view, diagram, model element, dan general mechanism.
- View
View digunakan untuk melihat sistem
yang dimodelkan dari beberapa aspek yang berbeda. View bukan melihat
grafik, tapi merupakan suatu abstraksi yang berisi sejumlah diagram.
Beberapa jenis view dalam UML
antara lain: use case view, logical view, component view, concurrency
view,dan deployment view.
- Use case view
Mendeskripsikan fungsionalitas sistem yang
seharusnya dilakukan sesuai yang diinginkan external
actors. Actor yang berinteraksi dengan sistem dapat berupa user atau
sistem lainnya.
View ini digambarkan dalam use case diagramsdan kadang-kadang dengan activity diagrams. Viewini digunakan terutama untuk pelanggan, perancang (designer), pengembang (developer), dan penguji sistem (tester).
- Logical view
Mendeskripsikan bagaimana fungsionalitas
dari sistem, struktur statis (class, object,danrelationship ) dan
kolaborasi dinamis yang terjadi ketika object mengirim pesan
ke object lain dalam suatu fungsi tertentu.
View ini digambarkan dalam class
diagrams untuk struktur statis dan dalam state, sequence,
collaboration, dan activity diagram untuk model
dinamisnya. View ini digunakan untuk perancang (designer) dan
pengembang (developer).
- Component view
Mendeskripsikan implementasi dan ketergantungan
modul.Komponen yang merupakan tipe lainnya dari code
module diperlihatkan dengan struktur dan ketergantungannya juga alokasi
sumber daya komponen dan informasi administrative lainnya.
View ini digambarkan
dalam component view dan digunakan untuk pengembang (developer).
- Concurrency view
Membagi sistem ke dalam proses dan
prosesor.View ini digambarkan dalam diagram dinamis (state, sequence,
collaboration, dan activity diagrams) dan diagram implementasi
(component dan deployment diagrams) serta digunakan untuk pengembang
(developer), pengintegrasi (integrator), dan penguji (tester).
- Deployment view
Mendeskripsikan fisik dari sistem seperti
komputer dan perangkat (nodes) dan bagaimana hubungannya dengan lainnya.
View ini digambarkan
dalam deployment diagramsdan digunakan untuk pengembang (developer),
pengintegrasi (integrator), dan penguji (tester).
4.
Langkah-langkah Pembuatan UML
Dalam membuat UML, setiap orang biasanya
mempunyai gayanya masing-masing. Langkah pembuatannya tidak selalu sama.
Setelah ane searching ke berbagai sumber di internet, berikut adalah salah satu
langkah membuat UML yang mantap :
- Membuat Functional requirement
Pertama
kita buat dulu tulisan yang bercerita tentang sistem apa yang akan kita buat.
Tulisan ini tidak harus formal dan memiliki format tertentu, kita tulis aja
program yang akan kita buat maunya seperti apa terus program itu bisa ngapain
aja.
- Membuat Use Case Diagram
Kita
buat aktor-aktor yang berperan dalam system. Aktor = siapa saja orang yang akan
berperan di dalam system, contoh : pegawai, pembeli, manager, supplier. Nah
kita gambarkan apa saja yang bisa dilakukan aktor-aktor tersebut di dalam
system.
contoh :
Pembeli = mendaftar sebagai member, memesan barang yang mau dibeli kepada pegawai, memesan barang yang mau dibeli melalui web secara online.
Pegawai = mencari data barang, melakukan transaksi penjualan, mendaftarkan pembeli sebagai member
contoh :
Pembeli = mendaftar sebagai member, memesan barang yang mau dibeli kepada pegawai, memesan barang yang mau dibeli melalui web secara online.
Pegawai = mencari data barang, melakukan transaksi penjualan, mendaftarkan pembeli sebagai member
- Membuat Scenario
Kita
membuat scenario berdasarkan use case diagram yang telah kita buat sebelumnya.
Setelah kita membuat use case tentang apa saja yang dilakukan aktor terhadap
system, kita jabarkan setiap langkahnya. Penjabaran langkah-langkah ini disebut
scenario.
Contoh:
pembeli melakukan pembelian barang --> menghubungi pegawai --> pegawai mengecek barang yang mau dibeli, kalau barangnya ada begini kalau tidak ada begitu, dan seterusnya.
Contoh:
pembeli melakukan pembelian barang --> menghubungi pegawai --> pegawai mengecek barang yang mau dibeli, kalau barangnya ada begini kalau tidak ada begitu, dan seterusnya.
- Membuat Class Diagram
Kita
buat class-class yang ada di dalam system.Kita tentukan attribute-attributenya.
Class-class ini adalah class yang nantinya akan digunakan dalam kodingan
program. Nanti kita tentukan juga method untuk tiap-tiap classnya.Tetapi
penentuan method kita lakukan setelah tahap selanjutnya yaitu membuat sequence
diagram.
- Membuat Sequence Diagram.
Langkah
selanjutnya adalah membuat Sequence diagram berdasarkan scenario yang telah
kita buat. Tiap-tiap scenario harus dibuat sequence diagramnya, contoh,
misalkan kita punya 3 skenario : 1. Scenario transaksi online 2. Scenario
transaksi offline 3. Scenario registrasi. Naah kita buat 3 sequence diagram
berdasarkan 3 scenario tersebut. Tujuan dari membuat sequence diagram adalah
untuk menentukan method-method dari class-class yang ada di class diagram.
Setelah kita selesai membuat Sequence Diagram kita balik lagi ke class diagram
untuk mengisi method-method dan menyempurnakan class diagram tersebut.
- Membuat Activity Diagram.
Langkah
terakhir adalah membuat activity diagram. Activity diagram ini mirip dengan
flow chart. Jadi setelah kita buat 5 hal diatas sekarang kita bisa menggambarkan
bagaimana system bekerja secara keseluruhan.Naah sekarang saatnya kita buat
diagramnya, diagram tentang bagaimana system bekerja secara keseluruhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar